Friday, December 5, 2008

Hayu ka Bandung - sebuah panduan wisata


'zorg, dat als ik terug kom hier een staadt is gebound'
(perhatikan, pada saat saya kembali ke sini sebuah kota telah lahir)
H. W. Daendels 1810


Mungkin Mas Herman Willem Daendels (Gub Jen Hindia Belanda saat itu) tidak pernah menyangka tatkala dia menancapkan sebuah tongkat di tepi Sungai Cikapundung (sekarang menjadi Kilometer Nol, Jl. Asia Afrika) sambil memerintahkan pegawainya menbangun kota di tempat itu, ternyata kota itu kini telah berkembang menjadi kota modern seperti saat ini.


Padahal hingga pertengahan abad 19, Bandung masih dikenal sebagai een kleine berg dessa (desa pegunungan yang kecil), namun kondisi tersebut segera berubah ketika tahun 1864 dilaksanakan proses pemindahan ibukota priangan dari Cianjur ke Bandung.


Fungsi kota Bandung pada saat itu adalah sebagai pusat pendidikan, tempat tetirah, rekreasi, pariwisata dan bersenang-senang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sarana pendukung fungsi-fungsi tersebut dan hingga kini kondisi tersebut masih dapat dilestarikan.

Pada masa normal saat itu Bandung sangat terkenal dengan slogannya van reup tot bray (sejak matahari tenggelam hingga fajar menyingsing). berbagai macam hiburan menjadi daya tarik yang khas. Selepas maghrib warga kota yang berjiwa muda pergi menghibur diri ke feestterrein (taman hiburan rakyat) di alun-alun untuk menonton bioskop, adu gulat, ketuk tilu, longser dan tontonan lainnya. Adapun ibu rumah tangga diantar Bapak lewat tengah malam pergi menginggalkan rumah menuju Pasar Baru untuk berbelanja. Sambil menunggu ibu belanja, para Bapak nongkrong di warung kopi 'suruput manyun'. Minum kopi sambil menikmati ketan bakar yang masih panas dan dendeng kerbau lengkap dengan bumbu sambel oncom.

Lain dulu lain sekarang,

Kini Bandung sebagai centre of attractiveness terus mempersolek diri dengan berbagai aktivitas dan fasilitas yang tetap akan memanjakan para wisatawan untuk betah berlama di bandung. Sekitar 1.000 hotel, 2.000 restaurant, 500 tempat hiburan, 500 tempat seni & budaya, dan 200 biro perjalanan wisata siap membantu Anda.

(disadur dari berbagai sumber)






KELILING BANDUNG

Untuk berkeliling di dalam kota, Angkutan Koa merupakan sarana umum yang banyak tersedia. Selain itu bus, aksi, becak, dan ojeg motor dapat dijadikan sarana alternatif.

Angkot & Bus

  • Rute angkot dan bus dapat diketahui dari nomor dan jurusan yang tertera di kaca depan mobil
  • Angkot dapat diberhentikan di setiap badan jalan kecuali di tempat yang dilarang
  • untuk berhenti dapat mengucapkan kata 'kiri' atau 'stop here'
  • biaya angkot bervariasi sesuai dengan jarak, minimum Rp. 2.000
  • biaya bus jauh dekat bervariasi sesuai dengan jarak, minimun rp. 3.000
  • angkot dan bus beroperasi daro 05.00-21.00
  • hati hati dengan barang berharga anda apabila menaiki angkot atau bus
  • usahakan jangan menggunakan HP dan gadget lainnya di dalam angkot / bus, dapat mengundang niat jahat

Taksi
  • Banyak taksi di Bandung menggunakan Argo Kuda (menarik keuntungan dengan menipu tarif rate taksi), sebaiknya sebelum naik taksi Anda bertanya terlebih dahulu

Becak / Ojeg
  • Harga Becak/ojeg tidak pernah memiliki standar yang pasti, jadi lakukan tawar menawar terlebih dahulu.